Muara Teweh. Polemik langkanya LPG 3 Kg di Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah, membuat masyarakat kesal. Bukan hanya langka, harga LPG yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin yang mencekik leher membuat masyarakat resah namun tidak bisa berbuat apa apa.
Bung Harianja Ketua Wilayah Ratu Prabu Kalimantan Tengah
Konon adanya selebaran surat Pjs Region Manejer Retail Sales Kalimantan (26/01/25) kepada Agen LPG 3 kg yang mencantumkan penyaluran LPG 3 Kg oleh sub penyalur/pangkalan hanya boleh disalurkan kepada pengguna langsung yaitu Rumah Tangga, Usaha Mikro, Petani dan nelayan justru menimbulkan masalah baru. Ketua Wil Prov Kalteng, Ratu Prabu kepada awak media menyampaikan ke gundahannya. Bung Harianja justru menilai para pengecer LPG 3 kg adalah pahlawan LPG 3 kg.
“Mereka (Pengecer-red) adalah pahlawan. Tanpa jasa mereka, LPG 3 kg tidak akan sampai ke pelosok, ke masyarakat miskin. Pejabat jangan hanya bisa ngomong, berteori, turunlah ke masyarakat. Lihat realita. Jangan membuat kebijakan justru menimbulkan masalah baru yang lebih besar. Bila pengecer dilarang menjual LPG 3 kg, apakah barang itu sampai ke pelosok?. Bagaimana Warga pelosok mendapatkan itu barang. Biaya tentu akan lebih besar di rogoh masyarakat. Masa masyarakat mau, beli LPG 3 kg seharga 28 ribu, ongkos mendapatkan 50 ribu. Total 78 ribu? ” Kata Bung Harianja kesal.
Masih menurut Bung Harianja, seharusnya pemerintah dan penegak hukum yang harus aktif melakukan pengawasan dan penindakan terhadap para pelaku pedagang LPG termasuk pengecer.
” Pengecer itu pahlawan, Bukan malah mengkambing hitamkan kawan kawan pengecer. Bila pengecer beli di agen saja harga LPG 3 kg seharga 35 ribu, di pangkalan 38 ribu, berapa pengecer menjual ke masyarakat? Sudah pasti diatas harga pembelian ditambah ongkos operasional bukan? Baiknya pemerintah dan penegak hukum aktif melakukan pengawasan dan penindakan. Para pengecer seharusnya dibina. Ijin usaha nya di permudah. Perbanyak pangkalan dan pengecer. Itu baru solusi. Terkait harga variatif itu hal wajar sebab harus ada biaya operasinal yang harus di bayar oleh pengecer.. Sepanjang perbedaan harga itu di tuangkan dalam aturan, saya kira masyarakat tidak akan protes. Kecuali pemerintah benar benar mampu melakukan penyaluran langsung kepada pengguna itu lebih baik. Jangan hanya ber wacana, membuat masyarakat bingung. Kelangkaan LPG 3 kg sudah pasti mempengaruhi geliat ekonomi” Tandas Bung Harianja sembari mengatakan agar pemerintah lebih serius mengelola penyaluran LPG 3 kg, jangan hanya teori, wacana yang dapat membuat masyarakat bingung dan menjerit karena kelangkaan barang yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Kami akan monitoring bila dalam 1 minggu ini barang itu masih langka dan mahal di Barito Utara, saya perintakan Ketua Cab Ratu Prabu Kab Barito Utara melakukan protes, menggelar aksi demontrasi” Kata Bung Harianja kepada awak media.
Tim Redaksi.
Kuala Kurun – Satuan Reserse Narkoba (Satnarkoba) Polres Gunung Mas kembali mengungkap peredaran narkotika Gol…
Palangka Raya – Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan Tengah, berhasil meringkus sebanyak lima…
Palangka Raya – Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah, Irjen Pol Iwan Kurniawan melalui Direktur Reserse…
Jakarta, 22 Mei 2025 – Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri berhasil membongkar dua…
Palangka Raya – Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah, Irjen Pol Iwan Kurniawan menerima gelar kehormatan…
Palangka Raya – Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Kapolda Kalteng), Irjen Pol Iwan Kurniawan, menegaskan…
Jakarta – Bareskrim Polri menegaskan bahwa dokumen ijazah Joko Widodo dinyatakan asli dan sah berdasarkan…
Palangka Raya – Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) turut berpartisipasi dalam penanganan stunting dengan memberikan pelayanan…
Palangka Raya – Bidang Laboratorium Forensik (Bid Labfor) Polda Jawa Timur menggelar kegiatan Coaching Clinic…
Batubara — Menindaklanjuti pemberitaan media Indotodaynews terkait dugaan aktivitas penipuan online (lodes) dan penyalahgunaan narkoba…